Review Film Lightyear [2022]

admin
30 Jan 2023
Review Film Lightyear [2022]

Notif: Dalam review film Lightyear ini mengandung sedikit spoiler yang mungkin sedikit mengganggu. Jadi, untuk kamu yang tidak suka dengan bocorannya mending skip dulu, ya.

Setelah gagal di rilis di seluruh bioskop Indonesia, akhirnya film Lightyear tayang di platform streaming Disney+ Hotstar pada awal Agustus 2022. Walt Disney dan Animasi Pixar bahkan sempat tak di perbolehkan untuk rilis di banyak bioskop sejumlah negara. Lantaran isu LGBT yang begitu sensitif.

Terlepas dari hal sensitif ini, spin off satu dari beberapa mainan utama dalam franchise Toy Story itu kritik serta ulasan bagus dari sejumlah pihak. Dunia milik Buzz Lightyear sebagai penjelajah luar angkasa tak melebarkan alur kisahnya dengan beberapa mainan lain seperti yang pernah terlihat di film terakhir Toy Story 4.

Lightyear di garap oleh sutradara debutan bernama Angus MacLane, lalu di produksi Galyn Susman. Film ini ikut membawa Chris Evans sebagai dubber karakter utama. Lalu ada Taika Watiti, Peter Sohn, Keke Palmer, Uzo Aduba James Brolin, dan Dale Soules.

Review film Lightyear mengisahkan tentang penjelajah luar angkasa bernama Buzz Lightyear. Di ketahui bahwa dia terdampar ke sebuah planet dengan komanan beserta beberapa kru. Mereka mencoba untuk menemukan bagaimana cara untuk kembali sembari menghadapi teror atas keselamatan di alam semesta.

Sinopsis dan Review Film Lightyear

Buzz Lightyear [Chris Evans] beserta rekannya bernama Alisha [Uzo Aduba] merupakan penjelajah luar angkasa dalam skuad Star Command. Keduanya menjelajahi sebuah planet yang mungkin bisa di huni, yakni planet T’Kane Prime.

Keduanya lalu terpaksa mundur selepas menemukan jika planet tersebut di diami oleh makhluk yang cukup berbahaya. Tapi, ketika memilih untuk pergi dari planet itu, kapal yang di tumpangi jatuh serta untuk sementara tinggal di sana. Sambil memperbaiki sejumlah kerusakan bersama beberapa kru.

Selang setahun kemudian, kru Buzz membangun suatu koloni di sana agar bisa melakukan misi hyperlapse. Menggunakan bahan bakar bernama hyperscape demi menjelajahi waktu. Tapi, ketika melakukan misi itu, Buzz selalu menemui kegagalan sehingga ia kehilangan waktu banyak sampai puluhan tahun.

Beragam usaha sudah di lakukan Buzz beserta koloninya berulang kali agar dapat membuat misi tersebut berhasil. Lantas, bagaimana Buzz melakukan misi selanjutnya setelah beberapa krunya sudah tewas? Apakah dirinya terpaksa menghuni planet yang kurang bersahabat itu?

Pendewasaan Buzz Kurang Berkesan, Tapi Dipenuhi Plot Twist

Pada film ini, Buzz merupakan seorang space ranger yang selalu patuh terhadap protokol, namun tidak begitu menyukai prajurit pemula.

Suatu ketika, secara tidak sengaja dia membuat peristiwa yang membuat Buzz beserta koloni terdampar di planet asing ketika menjalankan tugas. Merasa bahwa dirinya bersalah, Buzz rela jadi pilot agar bisa menguji coba bahan pakar supaya mereka dapat kembali ke tempat seharusnya.

Akan tetapi, setiap Buss uji coba dia selalu melakukan perjalanan ke masa depan sampai berpuluh-puluh tahun terlewat di planet tempat krunya sekarang tinggal. Kemudian, saat dia kembali, planet itu tengah di kepung sekelompok alien bernama Zurg. Tidak pelak, Buzz perlu menyelamatkan planet beserta koloninya yang di bantu tiga space ranger yang masih minim pengalaman.

Sebenarnya, review film Lightyear ini menunjukkan proses pendewasaan dari seorang Buzz Lightyear yang sebelumnya tidak suka dengan prajurit emula, jadi sosok pemimpin yang sanggup mengayomi.

Disamping itu juga, terdapat plot twist yang lumayan mengejutkan melalui film ini perihal latar Buzz yang masih belum terkuak di serial Toy Story. Hal tersebut membuat Lightyear menjadi film yang lumayan menyenangkan untuk pecinta tema space opera.

Akan tetapi, menurut kami kekurangan yang paling besar dalam film Lightyear ialah alur cerita yang kurang berkesan. Bahkan, saya berani berkata kalau Lightyear jadi film layar lebar Pixar yang bahkan sisi emosionalnya sangat kurang. Film ini memang lumayan menyenangkan, namun tak ada adegan yang bisa membuat para penonton terharu ataupun memberikan ekspresi emosional seperti berbagai film Pixar yang lain.

Karakter yang Tidak Terlalu Likeable

Karakter utama dalam review film Lightyear ialah Buzz dan 3 space ranger pemula untuk bisa mengalahkan pemimpin pasukan alien bernama Zurg, ketiganya adalah Darby, Mo, dan Izzy. Tapi, menurut kami keempat karakter ini tidak mempunyai pesona atau kepribadian yang mudah di sukai atau istilahnya likeable.

Pasalnya, Buzz dalam film ini sungguh arogan sebagai seorang space ranger, sedangkan Darby, Mo, dan Izzy terlihat gegabah serta nyaris selalu membuat masalah selama alur cerita berlangsung.

Di sisi lain, momen penebusan atau redemption mereka karena perilaku yang cukup menyebalkan itu juga tidak berkesan. Hal itu juga yang berpengaruh atas alur cerita sehingga tidak spesial. Bahkan, jika saya menjadi Andy, saya sepertinya tidak akan menjadi penggemar Buzz hingga tertarik membeli mainannya.

Jika bisa memilih, saya sangat berminat membeli mainan robot AI dengan wujud seekor kucing bernama Sox. Karena, dalam review film Lightyear ini karakter Sox boleh di bilang jadi satu-satunya pemeran yang sungguh likeable serta berhasil mencuri animo penonton karena beragam tingkah laku yang menggemaskan sekaligus lucu.

Kejutan Zurg

Apabila kamu sudah mengikuti atau membaca Buzz Lighyear sebelum filmnya di tonton, pastinya sudah mengenal siapa karakter jahat bernama Zurg beserta misinya yang membidik Buzz. Melalui film ini, semuanya terlihat jelas siapa itu Zurg, mulai dari asal sampai misinya yang belum dicapai.

Pertempurannya dengan team sangat sengit jelang ending film. Di tambah teknologi yang lebih bagus, itu menjelaskan kenapa Zurg sangat menginginkan Buzz. Pada kisah berbagai isu, Zurg merupakan ayah Buzz, cerita semacam ini mengingatkan kita dengan sosok Darth Vader dalam sisi gelap menghadapi anaknya Jedi, yakni Luke Skywalker.

Sepertinya penjelasan teknologi beserta misinya untuk menjelajahi waktu milik Buzz terasa cukup berat jika di tonton oleh anak kecil. Lalu, penjelasan yang mudah di terima, membuat Zurg di review film Lightyear terlihat lembut tetapi masih melakukan aksi brutal dan gila agar bisa menyelesaikan misinya.

Animasi yang Berkualitas

Sepertinya kita tidak lagi meragukan kualitas animasi setiap film garapan Pixar. Karena, kualitas animasinya tergolong terus meningkat dalam setiap film yang di perlihatkan. Justru, menurut kamu kualitas animasi di sini terasa begitu realistis daripada beberapa film garapan Pixar sebelumnya.

Lightyear betul-betul punya pencahayaan serta beragam elemen yang begitu detail di semua desain, baik untuk karakter ataupun benda-benda yang ukurannya sangat kecil. Di samping itu, latar lokasi filmnya juga punya pemandangan yang mampu memanjakan mata, seperti di lokasi sungguhan. Kami menyarankan kamu agar bisa menonton film ini dengan resolusi video terbaik.

Kesimpulan

Visual sci-fi yang megah terlihat sangat memukau. Seluruh sisi sci-fi robotik serta planet brutal di tunjukkan dengan lebih detail agar bisa melengkapi perjalanan Buzz bersama tim.

Keseruan berbagai aksi tim Buzz saat melawan Zurg sangat menyenangkan, di tambah aksi konyol para space ranger muda. Meski melawan kejutan dari Zurg yang tidak hentinya, Buzz beserta tim sanggup memberi perlawanan dengan tingkah laku yang tak akan pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Comments